FullPengetahuan.Blogspot.Com, Rokok elektrik makin digemari. Kabarnya, rokok ini lebih aman dan bisa
membantu para penikmat rokok meringankan taraf kecanduannya. Rokok
jenis ini juga diklaim lebih sehat daripada merokok gaya konvensional.
Tapi tidak. Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Silaom Hispital
Jambi Sudarto mengatakan bahwa rokok elektrik hanyalah bentuk modern
dari rokok bakar. Bahaya yang dikandung, sebenarnya tidak jauh berbeda.
Rokok elektrik adalah alat berbentuk rokok dengan tenaga baterai. Alat
ini memang dipasarkan sebagai sarana bantu untuk mengurangi kecanduan
rokok. Ia dirancang untuk menghasilkan nikotin tanpa membakar tembakau.
Dengan alat ini, pengguna hanya akan mengisap saripati nikotin cair.
Meski begitu, sensasi merokok akan tetap dirasakan oleh penggunanya.
Dalam prosesnya, nikotin cair dipanaskan dengan baterai. Kemudian
dilarutkan dengan senyawa tertentu. Hasil pembakarannya berupa uap
alih-alih asap.
Namun, fungsinya yang membantu untuk mengurangi
kecanduan rokok itu hanya awalnya. Lama kelamaan penggunanya menjadi
tidak terkontrol. "Itu jadi cuma untuk gaya-gayaan akhirnya," papar
Sudarto.
Dari segi penggunaan, dengan adanya kandungan nikotin
di dalamnya, seharusnya disertai kontrol yang jelas. Seseorang yang
ingin berhenti merokok biasanya akan mengurangi nikotin secara berkala.
Nyatanya, rokok elektrik sering kali disalahgunakan. Kini rokok
elektrik digunakan secara bebas. "Seharunya ada penurunan dosis
perlahan, tapi ini bisa jadi malah terus bertambah tanpa standar," papar
Sudarto.
Sudarto menjelaskan, nikotin dalam rokok elektrik
meskipun dalam jumlah yang sedikit, nyatanya tetap mengandung zat
tersebut. Maka, bisa saja jika dikatakan bahwa alat ini hanyalah
merupakan cara baru memasukkan nikotin dalam tubuh. Bahkan, bisa dalam
jumlah yang tidak disadari.
Padahal, nikotin punya efek buruk
terhadap tubuh. Seperti halnya pada rokok konvensional, nikotin membuat
adrenalin menjadi meningkat, yang memicu peningkatan pula pada tekanan
darah. Parahnya zat ini justru membuat pengisapnya ketagihan.
Selain itu, meski sedikit, nikotin yang menumpuk dalam jangka waktu lama
tetap akan berefek sama dengan rokok konvensional. Tanpa standar
pemakaian yang jelas, nikotin akan terakumulasi dalam tubuh. Akibatnya,
bisa mengganggu peredaran darah dan berujung pada sesak napas.
"Sekarang banyak digunakan, pada remaja juga, lalu kebablasan, dosisnya
tidak terkontrol, akhirnya keracunan nikotin," tutur Sudarto.
Terlebih lagi, kandungan yang ada pada rokok elektrik tidak hanya
nikotin. Cairan nikotin ini juga mengandung zat yang dikatakan oleh
Sudarto dapat membuat iritasi dan reaksi alergi. Begitupun uapnya yang
terisap dan masuk ke saluran pernapasan.
Tidak hanya itu, zat
pelarut yang ada pada bahan isi ulang rokok ini mengandung senyawa yang
bersifat karsiogenik. Menurut Sudarto, senyawa dengan sifat ini tidak
lain adalah pemicu kanker.
Membantah prasangka umum, Sudarto
menegaskan bahwa penggunaan rokok elektrik tidak masuk ke dalam program
berhenti rokok. Maka, ia pun sama sekali tidak menyarankan penggunakan
rokok jenis ini. "Salah persepsi seperti ini yang justru paling
mengkhawatirkan," cetus dia.
Lebih berbahaya
Tidak berbeda, Herudian Ahmadin, dokter spesialis paru dari RS Paru
Rotinsulu, Bandung, menyatakan bahwa zat apa pun selain oksigen bila
masuk ke paru-paru bisa dianggap berbahaya. "Paru-paru itu steril."
Menurutnya, sedikit banyak kandungan nikotin yang ada, tetap bergantung
pada kuantitas pemakaian. Padahal, rokok elektrik jelas tidak memiliki
standar. "Apa pun yang namanya rokok tidak pernah direkomendasikan,"
tegasnya.
Ia pun cukup heran, mengapa rokok elektrik banyak
disukai. Pasalnya, rokok ini terbilang mahal. Harganya berkisar Rp 200
ribu-500ribu per buah.
Bahkan, katanya, kandungan nikotin cair
sebenarnya justru lebih berbahaya dibanding pembakaran langsung dari
tembakau padat. Menurutnya, struktur zat cair akan lebih mudah terserap
oleh paru-paru.
"Ya apa pun lah, namanya zat sisa masuk ke dalam tubuh jelas berbahaya," tuturnya.
Ia pun menyarankan, jika ingin berhenti merokok, pilihlah cara sehat.
Misalnya, perokok bisa memilih permen sebagai penolong rasa pahit yang
sering muncul akibat tidak merokok. Ia meminta para perokok untuk
menambah kegiatan positif. Keduanya untuk mengalihkan pikiran si perokok
dari keinginannya merokok.
Selain itu, usaha untuk berhenti
merokok, menurut dokter ini, harus dilakukan sesegera mungkin. Pasalnya
semakin lama dilakukan, si perokok akan semakin sulit lepas dari rasa
kecanduannya.
Namun, yang terpenting adalah motivasi. Begitupun dukungan dari orang sekitar yang juga akan sangat membantu.
Sementara secara umum, meningkatkan kasus kecanduan rokok di Indonesia,
membuat tren penyakit paru berubah dalam beberapa tahun terakhir. Kata
Heru, dulunya pasien paru terbanyak disebabkan infeksi, misalnya,
penyakit TBC. c69 ed:khoirul azwar
FullPengetahuan.Blogspot.Com. Diberdayakan oleh Blogger.
Entri Populer
-
FullPengetahuan.Blogspot.Com , Hai Sobat Blogger Kali Ini Saya Akan Berbagi Sedikit Pengetahuan Yaitu Tentang Cara - Cara Menghasilkan Ua...
-
FullPengetahuan.Blogspot.Com , Hai Sobat Blogger... Kali Ini Saya Akan Memberi Sedikit Tutorial Yaitu Tentang Cara Membuat Gambar Me...
-
FullPengetahuan.Blogspot.Com , Hai Sobat Kali ini Saya Akan Menshare Tutorial Tentang Cara Mencari Kode Tertentu Di Edit HTML (Template) , S...
Label
Mengenai Saya
Arsip Blog
- Desember (18)
Copyright © 2014 Full Pengetahuan - All Rights Reserved
Template By. Catatan Info



3 Komentar untuk "Rokok Elektrik Ternyata Lebih Berbahaya"
Dari dlu mmng sya benci yg nama.a rokok gan, mau bgamanapun bentuknya: D follow back and koment di droid-pedia.blogspot.com
Baru tau ane. Kirain sama aja. Thanks infonya.
sama - sama, semoga gk ketipu ya...